Foto: Kepala Balai Jalan Nasional XVII Papua Barat Oktavianto Dewo Satrio Putro, S.T , M.T
Jerat Fakta | Manokwari – Kerusakan jembatan akibat cuaca ekstrem dan aliran sungai yang deras sering menjadi tantangan bagi infrastruktur di Indonesia. Penanganan cepat dan pembangunan yang lebih tahan terhadap kondisi alam ekstrem sangat diperlukan untuk memastikan keamanan dan kelancaran mobilitas di daerah-daerah tersebut.
Jalan dan Jembatan adalah satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan sebagai jalur utama guna memperlancar distribusi barang dari dan ketempat tujuan lewat transportasi darat.
Namun dengan kondisi cuaca dan debit air yang cukup tinggi mengakibatkan Jembatan Wariori tergerus air sehingga mengakibatkan jembatan menjadi miring
Jembatan Wariori adalah akses jalan utama menuju ke beberapa Kabupaten seperti Tambrauw, Teminabuan daerah Sorong Selatan dan Kota Sorong dan beberapa kota Kecamatan sekitar sangat di perlukan oleh masyarakat yang ingin melintas.
Kepada beberapa media Kepala Balai Jalan Nasional XVII Papua Barat mengatakan akan Bekerjasama dengan Kodam XVIII Kasuari dan Balai Wilayah Sungai untuk perbaikan jembatan Wariori. Selasa (28/05/2024).
“Kami akan segera membuat jembatan darurat dan akan bekerja sama dengan pihak Kodam XVIII Kasuari dalam hal ini pihak Zipur yang mumpuni di bidangnya, hanya saja untuk persiapan jembatan darurat kami masih menunggu kelengkapan-kelengkapan, ” ujarnya.
Menurutnya, ketersediaan untuk membuat jembatan darurat baru sepanjang 30, namun masih berkordinasi bersama pihak Balai Wilayah Sungai Papua Barat.
“Jembatan darurat yang ada hanya menempuh jaraknya cuma 30 meter, sehingga masih butuh tambahan untuk persiapan, Balai Wilayah Sungai Papua Barat juga akan melakukan pengaturan saluran selama dalam taraf perbaikan. Kami juga sedang berkoordinasi dengan Kementerian Pusat terkait jembatan tersebut, ” kata Kepala Balai Jalan Nasional XVII , Oktaviano Dewo Satriyo Putro, S.T, M.T di ruang kerjanya pada awak media.
(Usman Nopo)
