Jerat Fakta | Manokwari – Jaringan Damai Papua (JDP) terus berupaya memfasilitasi dialog antara berbagai pihak yang terlibat dalam konflik sosial dan politik di Papua.
Tujuannya adalah untuk menemukan solusi damai guna mengakhiri konflik bersenjata yang telah berlangsung selama lebih dari 50 tahun sejak integrasi politik pada 1 Mei 1963 di Provinsi Irian Barat, yang kini dikenal sebagai Tanah Papua.
Pendekatan dialog ini dianggap penting karena dapat membuka jalan bagi penyelesaian masalah yang lebih damai dan konstruktif.
Dengan mengedepankan komunikasi terbuka, diharapkan para pihak yang bertikai dapat menemukan titik temu dan mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak.
Dialog ini juga bertujuan untuk mengurangi ketegangan dan kekerasan, serta mempromosikan perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.
“Sebagai Juru Bicara (Jubir) JDP saya ingin mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Papua Irjen Pol.Mathius D.Fachiri untuk memimpin operasi penyelidikan kriminal atas dugaan tindak pidana pembunuhan yang menimpa pilot helikopter Glen Malcolm Conning berkebangsaan Selandia Baru tersebut, ” kata Juru Bicara Jaringan Damai Papua Yan Christian Warinussy SH kepada media melalui pesan tertulis. Rabu, (07/08/2024).
Conning diduga telah dibunuh secara keji oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB). JDP tidak ingin “memihak” pada siapapun, termasuk Negara sekalipun.
“Sebab di awal pemberitaan pada beberapa media sosial dan media cetak lokal Papua maupun Indonesia menyebutkan bahwa Pilot berkewarganegaraan Selandia Baru tersebut dibunuh oleh KKB dan pesawat helikopter milik PT.Intan Angkasa Air Service tersebut dibakar oleh KKB, ” ujarnya.
Sementara, ucap Warinussy, para penumpangnya yang terdiri dari 8 (delapan) orang tenaga kesehatan, 2 (dua) orang guru serta 2 (dua) orang anak kecil selamat.
“Sementara dari sumber JDP di lokasi kejadian menunjuk adanya posisi pilot almarhum Conning terduduk bersandar pada setir pesawatnya dengan tak bergerak sama sekali dan ada bagian tubuhnya nampak darah segar mengalir dan pesawat helikopternya yang dalam keadaan baik, ” jelasnya.
Keadaan ini cukup menimbulkan banyak praduga dan pertanyaan, sehingga JDP senantiasa akan mendesak dilakukannnya investigasi kriminal oleh Polri dan investigasi hak asasi manusia oleh Komnas HAM RI.
“JDP juga belum melihat adanya pengakuan langsung dari pihak tertuduh yaitu Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau yang oleh Negara disebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sebagai pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa “serangan” Distrik Alama, Senin (5/8) tersebut, ” pungkasnya.