Sinergi Desa dan Kampus: Erzaldi Dorong Pengembangan Ekonomi Lokal di Babel

Pangkalpinang – Rosman Djohan Institut terus menggalakkan program kuliah gratis bagi generasi muda di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) sebagai upaya menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul dan berkualitas. Program ini bertujuan agar putra daerah dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk mengembangkan potensi wilayah mereka masing-masing.

Hal ini disampaikan oleh Calon Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Rosman, saat berbicara kepada media pada Sabtu (09/11/2024). Menurutnya, program ini melibatkan mahasiswa untuk terjun langsung ke desa-desa, memaksimalkan potensi ekonomi lokal, dan memfasilitasi pengembangan produk unggulan daerah. “Dengan konsep ini, perkembangan ekonomi desa akan lebih cepat dan terarah,” ujar Erzaldi.

Erzaldi juga menekankan bahwa program kuliah gratis ini memberikan manfaat yang luas, tidak hanya bagi masyarakat desa, tetapi juga bagi perguruan tinggi dan mahasiswa. Bagi desa, program ini membuka peluang untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, memperkuat ekonomi lokal, serta menciptakan lapangan kerja baru. “Mahasiswa pun mendapatkan pengalaman praktis dan keterampilan profesional, sementara perguruan tinggi berperan nyata dalam pembangunan daerah,” tambahnya.

Langkah Strategis Program Desa

Agar program ini berjalan efektif, Erzaldi telah merancang serangkaian langkah strategis untuk pelaksanaan di lapangan, termasuk:

1. Identifikasi Potensi Desa

Melakukan survei untuk mengidentifikasi produk unggulan desa, seperti kerajinan, hasil pertanian, pariwisata, atau budaya lokal.

Menggunakan analisis SWOT untuk menilai kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan dalam pengembangan produk tersebut.

2. Pemilihan Mahasiswa

Mahasiswa dipilih berdasarkan kebutuhan desa, misalnya dari jurusan ekonomi, pertanian, pariwisata, atau teknologi informasi. Kombinasi lintas jurusan diharapkan membuat program lebih komprehensif.

3. Pelatihan Mahasiswa

Mahasiswa dibekali pelatihan tentang pengembangan desa, kewirausahaan, pemasaran, dan teknologi. Mereka juga dibimbing untuk memahami budaya lokal demi membangun interaksi yang efektif dengan masyarakat.

4. Implementasi Program

Pendampingan Usaha Lokal: Mahasiswa akan mendampingi masyarakat untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk unggulan desa, seperti mengolah hasil panen atau berinovasi dalam produk kerajinan.

Pelatihan Digitalisasi: Mahasiswa mengedukasi masyarakat tentang pemasaran digital, e-commerce, dan media sosial untuk memperluas pasar produk desa.

Peningkatan Infrastruktur Ekonomi: Mahasiswa akan membantu desa merencanakan pembangunan ekonomi jangka panjang, seperti pembentukan koperasi atau kelompok usaha bersama.

5. Edukasi dan Keberlanjutan

Pendidikan Masyarakat: Mahasiswa memberikan pelatihan untuk meningkatkan efisiensi produksi atau diversifikasi produk.

Penguatan Kelembagaan Desa: Memperkuat peran BUMDes dan lembaga lokal lainnya agar program tetap berjalan setelah mahasiswa selesai bertugas.

6. Monitoring dan Evaluasi

Program dievaluasi secara berkala untuk menilai keberhasilan dan mendokumentasikan proses sebagai acuan program di masa mendatang.

Erzaldi menyatakan, kolaborasi antara pemerintah desa, perguruan tinggi, dan masyarakat sangat penting untuk mencapai keberhasilan program ini. “Jika sinergi ini terjalin kuat, maka program ini akan menciptakan dampak signifikan yang berkelanjutan bagi Bangka Belitung,” pungkasnya.

(T-APPI)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *