Jerat Fakta | Manokwari, (tanggal) – Jaringan Damai Papua (JDP) kembali mengingatkan pentingnya inisiatif perdamaian di Tanah Papua dengan menjadikan Papua Road Map sebagai acuan utama dalam menyelesaikan konflik yang telah berlangsung selama lebih dari 50 tahun.
Hal ini disampaikan juru bicara Jaringan Damai Papua (JDP), Yan Christian Warinussy SH kepada media. Kamis, (27/03/2025).
JDP menegaskan bahwa Papua Road Map telah mengidentifikasi empat akar permasalahan utama di Papua, yakni:
Marginalisasi dan diskriminasi terhadap Orang Asli Papua akibat pembangunan ekonomi, konflik politik, dan migrasi massal sejak tahun 1970.
Kegagalan pembangunan, terutama dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi rakyat, yang memerlukan paradigma pembangunan baru berbasis kesejahteraan masyarakat asli.
Kontradiksi sejarah dan konstruksi identitas politik antara Papua dan Jakarta, yang hanya dapat diselesaikan melalui dialog seperti yang dilakukan di Aceh.
Pertanggungjawaban atas kekerasan negara di masa lalu, yang membutuhkan rekonsiliasi melalui pengadilan hak asasi manusia (HAM) dan pengungkapan kebenaran.
Juru Bicara JDP menekankan bahwa solusi bagi keempat persoalan tersebut sebenarnya telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua. Namun, implementasinya bergantung pada kemauan politik dari pemerintah pusat.
JDP juga menyoroti bahwa konflik bersenjata yang berlangsung antara TNI-Polri dan TPNPB-OPM selama lebih dari setengah abad tidak pernah menghasilkan perdamaian permanen. Oleh karena itu, JDP kembali mendorong dialog damai sebagai langkah utama dalam menyelesaikan konflik dan melindungi rakyat sipil yang selama ini menjadi korban utama.
“Dialog damai harus segera diupayakan oleh semua pihak yang terlibat dalam konflik bersenjata di Papua. Kami yakin bahwa dialog adalah kunci utama dalam menciptakan perdamaian yang berkelanjutan,” tegas JDP dalam pernyataannya.
JDP berharap para pemangku kepentingan, baik di tingkat nasional maupun lokal, dapat segera mengambil langkah konkret untuk merealisasikan upaya dialog damai demi masa depan Papua yang lebih baik.
(Udir Saiba)