Jerat Fakta | Manokwari – Advokat dan Pembela Hak Asasi Manusia (HAM) senior, Yan Christian Warinussy, SH, menyampaikan keraguannya terhadap hasil operasi pencarian Iptu Tomi Samuel Marbun yang dilaksanakan oleh Mabes Polri dan Polda Papua Barat dalam Operasi Alfa Bravo Moskona.
Operasi yang melibatkan sekitar 510 personel dari unsur Polri, TNI, Basarnas, keluarga korban, pengacara, dan perwakilan Komnas HAM RI ini telah dinyatakan resmi dihentikan. Namun, Warinussy menilai bahwa kesimpulan operasi yang menyebut Iptu Marbun kemungkinan hanyut terbawa arus Sungai Rawara di Distrik Moskona Barat, Teluk Bintuni, masih perlu diuji lebih lanjut secara hukum.
“Saya tidak percaya sepenuhnya dengan hasil itu. Operasi besar yang melibatkan ratusan personel harus ditindaklanjuti dengan penyelidikan menyeluruh dan transparan di Mabes Polri,” ujar Warinussy, peraih John Humphrey Freedom Award 2005 di Montreal, Kanada. Jumat, (02/05/2025).
Ia mendesak agar tujuh personel yang menyeberangi Sungai Rawara bersama Iptu Marbun pada 18 Desember 2024 dipanggil untuk diperiksa di Mabes Polri.
“Selain itu, mantan Kapolres Teluk Bintuni, AKBP Dr. Choiruddin Wahid, dinilai penting untuk dimintai keterangan terkait tanggung jawab komandonya saat itu,” katanya.
Pernyataan ini juga senada dengan dorongan Anggota DPR RI Yan Permenas Mandenas, yang meminta agar AKBP Choiruddin dicopot dari jabatannya demi kepentingan penyelidikan.
Warinussy menilai ini penting demi keadilan bagi keluarga Iptu Marbun dan pemulihan kepercayaan publik terhadap Polri.
Tak hanya itu, Warinussy juga menyinggung adanya informasi penembakan yang diarahkan ke Kepala Perwakilan Komnas HAM RI Papua, Frits Ramandey, saat operasi dimulai. Menurutnya, tidak tuntasnya informasi tersebut memunculkan kekhawatiran akan adanya “cipta kondisi” yang dapat merusak keutuhan hasil operasi.
“Istri Iptu Marbun, Riah Tarigan, bahkan menerima perlengkapan milik suaminya yang dikembalikan oleh Polres Teluk Bintuni. Ini memperkuat alasan mengapa penyelidikan mendalam harus dilakukan secara independen,” tutup Warinussy.
(Udir Saiba)