Teluk Bintuni, Jerat Fakta — Suasana penuh kebersamaan mewarnai perayaan Hari Raya Idul Adha yang diselenggarakan oleh Kerukunan Tudang Sipulung di Kelurahan Bintuni Timur, Sabtu (7/6/2025).
Acara ini berlangsung di sebelah barat Pasar Sentral Bintuni dengan mengusung tema “Mempererat Ikatan Tali Kekeluargaan”.
Ketua Kerukunan Tudang Sipulung, Zainudin, dalam wawancaranya di Sekretariat Pasar Sentral, menjelaskan bahwa setiap tahun pihaknya secara mandiri mempersiapkan berbagai kegiatan sosial dalam rangka menyambut hari besar umat Muslim, Idul Adha.
“Setiap tahun kami melakukan pembelian hewan kurban. Tahun ini kami berkurban dua ekor sapi, hasil gotong royong para anggota. Tujuan utamanya adalah untuk berbagi kepada masyarakat sekitar dan mempererat hubungan antarwarga,” ujar Zainudin.
Pembagian daging kurban dilakukan kepada warga yang tergabung dalam kerukunan serta masyarakat sekitar yang turut merayakan Idul Adha. Momen ini menjadi simbol solidaritas dan persaudaraan lintas suku dan agama di Teluk Bintuni.
Saat ditanya mengenai makna “Tudang Sipulung”, Zainudin menjelaskan bahwa istilah tersebut berasal dari bahasa daerah Sulawesi Selatan yang berarti “duduk bersama”. Nama ini menggambarkan semangat kebersamaan dan kekeluargaan dalam komunitas mereka.
“Siapa pun boleh bergabung. Kami terbuka, tidak memandang latar belakang suku maupun agama. Di dalam kerukunan ini, ada warga Papua, Ambon, dan daerah lain yang tinggal di sekitar Kelurahan Bintuni Timur,” tambahnya.
Kerukunan Tudang Sipulung telah berdiri selama delapan tahun hingga 2025 ini. Selama itu pula, komunitas ini aktif dalam kegiatan sosial, termasuk membersihkan kompleks pemakaman Muslim di dekat Bank BRI yang berhadapan langsung dengan Pasar Sentral Bintuni.
Tak hanya itu, kerukunan ini juga kerap mengadakan aksi bersih-bersih lingkungan hingga ke wilayah Kilometer II, sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap kebersihan kota dan kepedulian sosial.
Perayaan Idul Adha tahun ini menjadi bukti nyata bahwa harmoni antarwarga masih terjaga di Bintuni. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat terus berlangsung dan menjadi inspirasi bagi komunitas lainnya dalam menjaga toleransi dan persatuan.
(Laporan: Roberto Yassie – Jerat Fakta, Teluk Bintuni)