Jerat Fakta | Jayapura, Papua – Juru Bicara Jaringan Damai Papua (JDP) menyampaikan keprihatinan mendalam dan penyesalan atas pernyataan Walikota Jayapura, Abisai Rollo, yang terekam dalam unggahan video bernuansa rasis yang telah beredar luas di berbagai platform media sosial.
Menurut JDP, pernyataan tersebut sangat tidak pantas disampaikan oleh seorang kepala daerah, apalagi oleh seseorang yang juga memegang jabatan adat sebagai Ondowafi—pemimpin adat yang seharusnya menjadi pelindung bagi semua warganya, tanpa membedakan latar belakang.
“Unggahan video itu sangat bernuansa rasis dan bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum, demokrasi, serta hak asasi manusia,” kata Juru Bicara JDP dalam keterangan tertulisnya, Selasa (17/6/2025).
Sebagai pemimpin daerah dan tokoh adat, lanjut JDP, Abisai Rollo seharusnya menunjukkan sikap bijak dan merangkul semua kelompok masyarakat, terutama warga yang berasal dari wilayah Pegunungan Tanah Papua yang menetap di Kota Jayapura.
JDP menegaskan bahwa pernyataan publik, apalagi yang disampaikan oleh pejabat tinggi daerah, harus memperhatikan etika komunikasi, nilai-nilai kemanusiaan, dan semangat persatuan di tengah keberagaman masyarakat Papua.
Untuk itu, JDP menyarankan agar Walikota Jayapura segera membangun komunikasi terbuka dengan para pemimpin komunitas Pegunungan dan kelompok masyarakat lainnya di wilayah administratif Kota Jayapura demi merawat harmoni sosial yang sudah ada.
“Penting untuk membuka ruang dialog internal secara akrab dan damai, agar tidak ada pihak yang merasa terpinggirkan atau terdiskriminasi,” tegas Jubir JDP.
Selain itu, JDP juga memberi masukan agar Walikota Jayapura menunjuk seorang juru bicara resmi yang mampu menyampaikan maksud dan kebijakan pemerintah kota secara santun, etis, bermoral, serta bebas dari unsur diskriminatif atau rasisme.
Langkah tersebut dinilai penting agar komunikasi antara pemimpin dan rakyat tidak menimbulkan kesalahpahaman yang dapat mengganggu ketertiban umum maupun kohesi sosial di tengah masyarakat Kota Jayapura.
“Jangan sampai seorang pemimpin justru menjadi sumber konflik akibat komunikasi yang buruk. Pemimpin sejati adalah pelindung, pemersatu, bukan pemecah,” pungkas JDP.
(Udir Saiba)