Jerat Fakta | Jakarta, — Gerakan Pemuda Nurani Bangsa (GPNB) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (13/10).
Dalam orasinya, mereka menuntut agar Ketua KPK segera menetapkan mantan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut, sebagai tersangka dalam dugaan kasus korupsi dana dan kuota haji tahun 2023–2024.
Koordinator Nasional GPNB, Benny, menegaskan bahwa KPK di bawah pimpinan saat ini dinilai kehilangan keberanian moral dan arah penegakan hukum.
“Ketua KPK jangan jadi tameng koruptor! Hentikan sandiwara hukum ini dan tetapkan Yaqut sebagai tersangka! Setiap hari KPK diam, setiap hari keadilan dikubur!” serunya lantang di hadapan para peserta aksi.
Benny juga menyebut bahwa publik sudah muak dengan alasan klasik “pendalaman kasus” yang sering digunakan KPK untuk menunda penetapan tersangka.
Menurutnya, kasus dugaan korupsi kuota haji bukan hanya persoalan hukum, tetapi juga penghianatan terhadap nilai ibadah dan nurani bangsa.
“Ketika jamaah menabung bertahun-tahun demi menunaikan rukun Islam kelima, justru muncul permainan anggaran, pembengkakan biaya, dan dugaan jual beli kuota di tingkat elite,” ujar Benny dalam rilis pers GPNB.
Ia menilai, sikap diam Ketua KPK justru memperkuat dugaan bahwa lembaga antirasuah itu kini berada di bawah bayang kekuasaan.
Dalam pernyataannya, GPNB menuding kelambanan KPK sebagai bentuk “pembangkangan moral”. Mereka menegaskan bahwa lembaga yang seharusnya menjadi benteng keadilan kini justru bersembunyi di balik prosedur dan alasan administratif.
“KPK dibangun dari darah dan air mata rakyat yang ingin melawan korupsi. Tapi kini, ia kehilangan integritas dan keberanian,” tambahnya.
Melalui aksi tersebut, GPNB menyampaikan empat tuntutan utama: KPK segera menetapkan Yaqut Cholil Qoumas sebagai tersangka; Ketua KPK harus bertanggung jawab atas kelambanan lembaga; mempublikasikan hasil audit dana haji secara terbuka; serta mengembalikan KPK ke jalur independen dan berani.
“Jika KPK terus bersembunyi di bawah meja kekuasaan, rakyat akan mengguncang meja itu! Diamnya Ketua KPK hari ini adalah pengkhianatan terhadap cita-cita reformasi dan semangat antikorupsi. Kami tidak akan berhenti, karena korupsi atas nama ibadah adalah dosa yang tak terampuni,” tegas Benny menutup orasi.
(Redaksi)












