Jerat Fakta | Manokwari — Penatua dan Anggota Badan Pekerja Klasis Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, Yan Christian Warinussy, mendesak Bupati Manokwari beserta jajarannya untuk menghentikan rencana perubahan nomenklatur Manokwari sebagai “Daerah Injil” menjadi “Daerah Peradaban dan Moderasi”.
Menurutnya, rencana tersebut tidak sepatutnya mendapat dukungan dari Pimpinan Badan Pekerja Sinode (BPS) GKI di Tanah Papua.
Warinussy menjelaskan bahwa penetapan Manokwari sebagai “Daerah Injil” sangat relevan dengan sejarah pekabaran Injil di Tanah Papua yang dimulai pada 5 Februari 1855. Saat itu, dua zendeling asal Jerman, Carl Wullem Ottouw dan Johann Gottlob Geissler, mendarat di Pulau Mansinam, Teluk Doreh, dan mengucapkan doa, “Dengan Nama Tuhan, kami menginjak Tanah ini” (Im Namen Gottes Betreten wir Dieses Land). Makna teologis dari peristiwa tersebut adalah Tanah Papua telah dibasuh dengan Nama Tuhan dan kedatangan mereka bertujuan untuk memberitakan Injil sebagai kabar sukacita dari Tuhan Yesus Kristus.
Lebih lanjut, Warinussy menegaskan bahwa Injil telah berperan dalam menghapus kegelapan seperti perbudakan, bajak laut, perampokan, perang suku, serta pengayauan dan pembunuhan yang marak pada tahun 1800-an.
Oleh karena itu, perubahan nomenklatur yang menghilangkan kata “Injil” dapat memicu gejolak sosial dan politik di Tanah Papua serta berdampak hingga ke dunia internasional, terutama Jerman dan Belanda yang memiliki keterkaitan historis dengan penyebaran Injil di Papua.
“Atas nama Badan Pekerja Klasis GKI Manokwari, saya mendesak BPS GKI di Tanah Papua untuk memberi perhatian serius terhadap upaya dan rencana Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari yang kontradiktif ini, meskipun masih dalam bentuk wacana,” ujar Warinussy.
Rencana perubahan nomenklatur ini dinilai bertentangan dengan sejarah dan identitas rohani Manokwari sebagai pusat pekabaran Injil di Tanah Papua.
Warinussy berharap agar Pemerintah Daerah Manokwari dapat memahami dampak negatif yang mungkin timbul serta menghormati sejarah dan nilai-nilai keimanan masyarakat Papua.
(Udir Saiba)