Jerat Fakta | Manokwari, — Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari menyampaikan apresiasi atas terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost, OSA, sebagai Paus ke-267 Gereja Katolik di dunia dengan nama Paus Leo XIV.
Ucapan selamat dan hormat ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif LP3BH, Yan Christian Warinussy, SH, dalam keterangannya kepada media. Jumat, (09/05/2025).
“Kardinal Prevost yang lahir di Chicago, Amerika Serikat dan memiliki garis keturunan Prancis, resmi dipilih pada Kamis di Vatikan, Roma, Italia. Keputusan ini menandai kelanjutan visi dan komitmen Mendiang Paus Fransiskus dalam mengupayakan perdamaian global,” ujar Warinussy.
Menurut Warinussy, visi Paus Leo XIV yang menyerukan pelucutan senjata dan mendorong penyelesaian konflik melalui dialog setara, patut menjadi perhatian para pemimpin dunia, termasuk Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
“Saya menilai bahwa seruan damai ini sangat relevan untuk konteks konflik berkepanjangan di Tanah Papua,” katanya.
Konflik yang telah berlangsung lebih dari 50 tahun sejak integrasi politik 1 Mei 1963 di Tanah Papua merupakan akar perbedaan pandangan antara rakyat Papua dan Negara Indonesia.
“Saya menegaskan bahwa solusi damai melalui dialog terbuka harus diupayakan, sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua,” ungkapnya.
Dalam konsideran huruf e dan g serta Pasal 46 UU Otsus Papua, telah tersedia secara konstitusional ruang untuk membahas kembali sejarah dan aspirasi rakyat Papua melalui pendekatan dialogis. Sayangnya, ruang ini belum secara maksimal dimanfaatkan oleh negara.
LP3BH melihat bahwa pernyataan awal Paus Leo XIV dalam sambutannya sebelum memberkati dunia dan bangsa (Ubi et Orbi) adalah seruan moral yang sangat kuat bagi semua pemimpin bangsa, terutama mereka yang memimpin wilayah yang masih dilanda konflik seperti Papua.
“Saya berharap seruan perdamaian dari Tahta Suci ini dapat menjadi pengingat dan dorongan bagi pemerintah Indonesia untuk segera mengambil langkah konkret dalam mewujudkan rekonsiliasi dan penyelesaian damai di Tanah Papua demi keadilan dan kemanusiaan,” pungkasnya.
(Udir Saiba)