Jerat Fakta | Kigamani, – Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan respons cepat terhadap potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), Kepolisian Resor (Polres) Dogiyai menggelar simulasi penanganan gangguan kamtibmas secara terpadu.
Kegiatan ini berlangsung di halaman Mapolres Dogiyai dan dipimpin langsung oleh Kapolres Dogiyai, Kompol Y. Mince Mayor, S.H. Simulasi diikuti oleh seluruh personel dari berbagai satuan fungsi, antara lain Satuan Sabhara, Intelkam, Reskrim, serta Binmas. Selasa, (13/05/2025).
Simulasi tersebut menghadirkan skenario realistis berupa aksi unjuk rasa yang berujung anarkis, penyerangan oleh orang tak dikenal (OTK), hingga tindakan provokatif oleh kelompok tertentu yang berpotensi memicu kerusuhan massal.
Dalam skenario itu, para personel dilatih untuk menerapkan langkah-langkah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), mulai dari deteksi dini, upaya negosiasi, pengamanan kawasan, hingga tindakan represif yang terukur jika kondisi memburuk.
Kapolres Kompol Mince Mayor menyampaikan bahwa kegiatan simulasi ini merupakan bagian dari strategi preventif Polres Dogiyai guna menghadapi dinamika sosial yang terus berkembang dan berpotensi mengganggu stabilitas kamtibmas.
“Kita tidak menginginkan gangguan terjadi, namun kita wajib bersiap. Profesionalisme, sinergi antarunit, dan kecepatan dalam bertindak adalah kunci menjaga ketertiban masyarakat,” ujar Kapolres dalam arahannya kepada peserta simulasi.
Ia menekankan pentingnya komunikasi dan koordinasi antarbagian dalam menghadapi setiap skenario darurat. Hal ini bertujuan agar seluruh tindakan yang diambil tetap terukur dan tidak menimbulkan eskalasi konflik.
Simulasi juga melibatkan penggunaan perlengkapan taktis seperti tameng, gas air mata, serta kendaraan taktis milik Polres Dogiyai. Semua peralatan diuji dalam kondisi mendekati situasi nyata.
Satuan Intelkam berperan dalam penyusunan analisa awal serta peringatan dini, sedangkan Reskrim ditugaskan mendeteksi dan mengidentifikasi provokator dari kerumunan massa.
Satuan Sabhara tampil sebagai garda terdepan dalam pengendalian massa, sementara Binmas bertugas memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga keamanan secara kolektif.
Kegiatan ini mendapatkan perhatian dari para tokoh masyarakat setempat yang turut hadir mengamati jalannya simulasi. Mereka mengapresiasi langkah Polres Dogiyai dalam menjaga stabilitas daerah.
Usai simulasi, dilakukan evaluasi internal yang dipimpin langsung oleh Kapolres. Dalam sesi ini, setiap satuan diberikan masukan dan koreksi demi meningkatkan efektivitas penanganan gangguan kamtibmas di masa mendatang.
“Kita belajar dari simulasi ini untuk memperbaiki kekurangan dan memperkuat kekompakan. Dalam situasi krisis, hanya kerja sama yang bisa menyelamatkan keadaan,” tambah Kapolres.
Dengan pelatihan rutin dan peningkatan kapasitas personel, Polres Dogiyai berharap dapat memberikan rasa aman maksimal kepada seluruh warga Dogiyai.
Simulasi ini menjadi salah satu langkah konkret kepolisian dalam menjawab tantangan keamanan yang semakin kompleks di wilayah Papua, khususnya Kabupaten Dogiyai. (HPD)