Jerat Fakta |Manokwari — Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari, yang juga seorang Advokat dan Pembela Hak Asasi Manusia (Human Rights Defender/HRD) di Tanah Papua, Yan Christian Warinussy, menyampaikan rasa duka mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus di Vatikan, Roma, Senin (21/4) pukul 07:35 waktu setempat.
Menurut Warinussy, kabar duka ini menjadi persembahan penuh makna bagi dunia, terlebih dalam suasana Perayaan Hari Raya Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus tahun 2025.
Kepergian Paus Fransiskus, lanjutnya, sangat penting bagi upaya membangun perdamaian, terutama di Tanah Papua.
Warinussy mengingatkan, dalam Doa dan Berkat untuk Kota dan Dunia yang disampaikan Paus Fransiskus pada Hari Paskah, Minggu (20/4), Sang Paus menekankan pentingnya membangun dialog demi terciptanya perdamaian dunia.
Seruan ini, menurut Warinussy, harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak yang terlibat dalam konflik bersenjata di Tanah Papua.
“Konflik bersenjata yang telah berlangsung lebih dari 50 tahun di Tanah Papua tidak akan pernah berakhir tanpa adanya ruang dialog. Seruan Paus harus menjadi dasar mendorong inisiatif perdamaian yang nyata,” tegasnya.
Warinussy berharap, wafatnya Paus Fransiskus tidak hanya menjadi kabar duka, tetapi juga menjadi momentum refleksi dan aksi konkret untuk menghentikan kekerasan melalui jalan damai di Tanah Papua.
“Saya berharap ini menjadi momentum untuk menghentikan kekerasan yang terjadi di tanah Papua,” pungkasnya.
(Udir Saiba)